Sosialisasi Hasil Penelitian Respon Pertumbuhan Rumput Hijauan Setaria Sphacelata Terhadap Pemberian Pupuk Cair Urin Kambing Terfermentasi Pada Tahun 2024

Main Article Content

Hadirin Hadirin
Desti Prestasi Zendrato
Joharsah Joharsah
Kartono Kartono
Muahmmad Ary Syahputra
Muttaqinullah RS
Arwinsyah Arwinsyah

Abstract

This study aimed to evaluate the growth response of Setaria sphacelata forage grass to the application of fermented goat urine liquid fertilizer. The experiment employed a factorial design with two factors: doses of fermented goat urine liquid fertilizer (0, 10, 15, and 20 liters/ha) and forage type (Setaria sphacelata). Parameters measured included tiller number, plant height, fresh and dry matter production, and phosphorus and potassium content. Results indicated that the application of fermented goat urine liquid fertilizer significantly affected (P<0.05) all measured parameters. Increasing doses of fermented goat urine liquid fertilizer generally enhanced the growth and production of Setaria sphacelata. The optimal dose of fermented goat urine liquid fertilizer for Setaria sphacelata was 15 liters/ha, although the best results were obtained at 20 liters/ha. This study concludes that the use of fermented goat urine liquid fertilizer effectively improves the growth and production of Setaria sphacelata forage grass, with the best combination observed at a dose of 20 liters/ha.

Downloads

Download data is not yet available.

Article Details

How to Cite
Hadirin, H., Zendrato, D. P., Joharsah, J., Kartono, K., Syahputra, M. A., RS, M., & Arwinsyah, A. (2024). Sosialisasi Hasil Penelitian Respon Pertumbuhan Rumput Hijauan Setaria Sphacelata Terhadap Pemberian Pupuk Cair Urin Kambing Terfermentasi Pada Tahun 2024. Mitra Abdimas: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 4(1), 23–30. Retrieved from https://jurnal.medanresourcecenter.org/index.php/MABDIMAS/article/view/1452
Section
Articles

References

Alwi, Y. (2009). Pemanfaatan inokulum feses sapi dalam uji kecernaan In Vitro ADF dan NDF rumput gajah (Pennisetum purpureum). Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan, 12(2).

Agus, A. (2008). Panduan Bahan Pakan Ternak Ruminansia. Yogyakarta, Indonesia: Bagian Nutrisi dan Makanan Ternak, Fakultas Peternakan, Universitas Gadjah Mada, Penerbit Ardana Media Bekerjasama Dengan Rumah Produksi Informatika.

Arsyad. (2006). Petunjuk Teknis Penanaman Rumput Raja. Sumatera Utara, Indonesia: Departemen Pertanian Liptan, BIP.

Aganga, A., & Tshwenyane, S. (2004). Potentials of guenia grass (Pennisetum purpureum chumach) as forage crop in livestock production. Pakistan Journal of Nutrition, 3(1), 1-4.

Amilia, Y. (2011). Penggunaan Pupuk Organik Cair Untuk Mengurangi Dosis Penggunaan Pupuk Anorganik Pada Padi Sawah (Oryza Sativa L.) (Skripsi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ako, M. (1997). Pengaruh tingkat pemberian pupuk kandang terhadap pertumbuhan dan produksi rumput gajah (Pennisetum purpureum Schumach) dan sorgum (Sorghum bicolor Moench). Media Veteriner, 4(2). Retrieved from http://jurnal.ipb.ac.id/index.php/…/1437

Bambang, G. M., Hasanudin, & Indriani, Y. (2006). Peran Pupuk Organik Terhadap Efisiensi Serapan P, Dan Hasil Tanaman Hijauan Makanan Ternak Rumput Setaria Spachelata Di Bawah Tanaman Karet. ISSN, 8, 61-68.

Beerver, Y. Y. D. (2000). Urin-A Wasted, Renewable Natural Resource. Noragric, Norwegia: Buckman, H. O., & N. C.

Budhie, D. D. S. (2010). Aplikasi Urin Kambing Peranakan Etawa Dan Nasa Sebagai Pupuk Organik Cair Untuk Pemacu Pertumbuhan Dan Produksi Tanaman Pakan Legum Indigofera Sp. (Skripsi). Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Chandra, O. A. (2011). Pengaruh panjang gelombang terhadap daya serap pupuk NPK dengan menggunakan alat spektrofotometer (Skripsi). Universitas Diponegoro, Semarang.

Chheda. (1982). Tropical grassland husbandry. London, UK: Longman Inc.

Dartius. (1995). Fisiologi Tumbuhan. Medan, Indonesia: Universitas Sumatera Utara.

Darvis, S. C. (1996). Preliminary Studies Of The Impact Of Excreted N On Cycling And Uptake of N In Pasture Systems Using Natural Abundance Stable Isotopic Discrimination. Plant and Soil, 178, 287-294.

Dianita, R. (2012). Study Of Nitrogen And Phosphorus Utilization on Legume and Non Legume Plants In Integrated System (Disertasi). Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Ditjennak. (2010). Statistik Peternakan 2009. Jakarta, Indonesia: Direktorat Jenderal Peternakan, Kementerian Pertanian Republik Indonesia.

Fadludin. (2013). Penggunaan level pupuk organik granul terhadap luas dan jumlah daun rumput gajah pada defoliasi kedua. Jurnal Ilmiah Peternakan, 1(1), 109-118.

Fageria, N. K., & Baligar, V. C. (1997a). Phosphorous-use Efficiency by Corn Genotypes. Journal of Plant Nutrition, 20, 1267-1277.

Greenhalga. (1973). Penuntun Pembuatan Padang Penggembalaan (Hijauan Makanan Ternak). Jakarta, Indonesia: Direktorat Bina Produksi Peternakan, DirJen Peternakan.

Guntoro, S. (2006). Teknik Produksi Dan Aplikasi Pupuk Organik Cair Dari Limbah Ternak. Bali, Indonesia: Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Bali dengan Bappeda Provinsi Bali.

Gunawan, H. (2005). Pengelolaan Limbah Cair Usaha Peternakan Sapi Perah Melalui Penerapan Konsep Produksi Bersih. Jurnal Pengkajian dan Pengembangan Teknologi Pertanian, 8(1), 124-136.

Ginting. (1996). Effects of Grazing Systems on Pasture Production and Quality of Brachiaria Brizantha and Liveweight Gain of Lambs. Pasture Journal, 15-33.

Greenhalgh. (1973). Animal Nutrition (4th ed.). London, UK: Longman.

McIlroy, R. J. (1977). Pengantar Budidaya Padang Rumput Tropika. Jakarta, Indonesia: Pradya Pramita.

Hsieh. (1987). International Seminal on the Use of Organic Fertilizers Production. Rural Development Administration (RDA), Taiwan.

Most read articles by the same author(s)